Masih Memendam Kebencian? Bereskan Selagi Sempat
Sumber: https://kripalu.org/sites/default/files/

Kata Alkitab / 27 November 2017

Kalangan Sendiri

Masih Memendam Kebencian? Bereskan Selagi Sempat

Inta Official Writer
5434

Apa sih sebenarnya arti mengampuni? Mengapa kok rasanya berat banget buat mengampuni seseorang? Memang kalau secara lisan, kita dengan mudah saja bilang kalau kita sudah mengampuni orang tersebut. Padahal, di dalam hati kecil kita kita masih terbelenggu oleh rasa benci terhadapnya. 

Sama seperti Hendri yang berasal dari keluarga yang broken home. Sejak kecil, orang tua Hendri sudah berpisah dan dirinya diasuh oleh kakek nenek di desa sementara ibunya berjuang untuk menghidupi kehidupan sehari-hari dengan merantau ke sebuah kota besar. 

Ketika SMA, Hendri akhirnya bertemu dengan ayah kandung yang belum pernah ditemui sama sekali olehnya. Perasaan kecewa membuat Hendri tidak sama sekali bisa membangun percakapan dengan sang ayah, bahkan ada keinginan untuk membunuh ayahnya tersebut. Untunglah dia sudah mengenal Tuhan sejak SMP, sehingga ia mengurungkan niatnya tersebut. 

Berangkat ke Jakarta untuk menempuh masa kuliahnya, dia mulai belajar untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Baik kakak rohani atau orang-orang sekitarnya berkata bahwa ia harus belajar mengampuni ayahnya. Hendri hanya mengangguk, ia berkata bahwa ia telah memaafkan ayahnya. 

Suatu hari, kecelakaan menimpa dirinya. Luka yang cukup parah ia alami dalam kecelakaan tersebut, sesaat sebelum ambulance datang untuk menolong, dirinya teringat dengan sosok ayahnya. 

Setelah melakukan perawatan oleh dokter dan suster, ayahnya mengunjungi Hendri. Ia menangis tersedu-sedu melihat Hendri yang hampir kehilangan nyawa. Kala itu, rasanya ada sebuah suara yang menegur Hendri untuk segera mengampuni semua kesalahan ayahnya. “Ampunilah ayahmu sekarang juga. Ia sudah kembali dan peduli terhadapmu.” 

Kebencian yang ada pada Hendri timbul karena ia merasa bahwa ayahnya tidak peduli terhadapnya. Sejenak ia berdoa dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku mengampuni ayahku.” Hendri serentak langsung memeluk ayahnya dan berkata bahwa ia telah mengampuni ayahnya. Kelegaan dan damai sejahtera melingkupi Hendri kala itu juga. Luka batin dan kebencian terhadap ayah sudah hilang. Ia mampu menjalin hubungan yang baik dengan sang ayah. 

Ada satu ayat yang mengingatkan kita untuk mengampuni, dalam 1 petrus 1: 18-19 tertulis “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” 

Baca juga: Efek Samping Mengampuni

Ada berapa kiranya orang yang memilih untuk menyimpan kebencian hingga maut menjemputnya? Jawabannya, banyak. Belajar mengampuni memang tidak mudah, ingat kembali perjuangan Tuhan Yesus diatas kayu salib hanya untuk menebus dosa-dosa kita. Jangan mengeraskan hati, agar hanya kehendak-Nya saja lah yang berkuasa di atas kita. 

Mengampuni orang lain berarti kita tidak lagi ada rasa benci, kesal atau meminta ganti atas kesalahannya. Alkitab mengajarkan bahwa kita harus belajar mengasihi seseorang untuk bisa mengampuninya. 


Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami